Paragon di masa pandemi
Photo by Mikey Harris on Unsplash |
Cerita di awal pandemi
Maret 2020 — Saya masih 4 bulan di Paragon saat pandemi mulai mewabah di Indonesia. Saat itu Paragon dengan cepat menerapkan sistem work from home bagi karyawannya. Menurut saya, hal itu adalah suatu keputusan cepat dan tepat yang diambil dibandingkan perusahaan lain yang masih menerapkan shift WFO dan WFH bagi karyawannya. Paragon juga langsung memfasilitasi karyawan yang WFH dengan memberikan kit yang berisi vitamin, masker, serta hand sainitizer (yang saat itu cukup sulit didapatkan karena panic buying dari orang-orang), meja lipat untuk bekerja, serta pemasangan wifi untuk bekerja di mess. Saya sangat kagum dengan kepedulian dan kecepat tanggapan Paragon terhadap karyawannya ini. Hats off!
Perasaan antara rasa bersyukur dan khawatir saat itu campur aduk menjadi satu. Bersyukur karena masih memiliki pekerjaan dan perasaan khawatir akan apa yang akan terjadi pada perusahaan dan karyawan kedepannya. Tidak bisa dipungkiri, pemikiran akan adanya “laid off” sempat melintas di benak saya karena melihat di luar sana banyak perusahaan yang terpaksa harus merumahkan karyawannya karena kondisi bisnis yang memburuk. Bersyukurnya, di Paragon tidak demikian. Saya merasa tertampar dan malu setelah mengetahui fakta bahwa Wardah baru saja menyumbangkan 40 Milyar untuk tenaga medis saat itu. Padahal saya sempat berpikir bahwa perusahaan akan meminimalkan pengeluaran untuk menjaga kondisi finansial bisnis. Lagi-lagi saya dibuat kagum dengan bagaimana Paragon melangkah untuk memberikan dampak baik selama pandemi ini. Tidak ada kata lain selain bangga bisa bekerja disini.
Bekerja di masa pandemi
Sejak bulan Maret sampai saat ini, saya pribadi (dan tim IT pada umumnya) masih bekerja dan tetap produktif di rumah. Hampir tidak ada bedanya pekerjaan sehari-hari di kantor dengan di rumah. Bahkan saat WFH, cenderung lebih sibuk karena hampir semua sistem ingin beralih ke digital sehingga pekerjaan di IT semakin bertambah. MVP yang dihasilkan oleh tim IT selama pandemi sendiri adalah peluncuran webcommerce untuk Wardah, Make Over, dan Emina dengan waktu development hanya 2 minggu.
Sesuai dengan namanya — Paragon Technology and Innovation, kata “inovasi” bukan hanya sekedar nama belakang. Paragon memang mengedepankan inovasi di segala aspek, terutama di kondisi saat ini. Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, Paragon meluncurkan website untuk Paragonian (sebutan untuk karyawan Paragon) menuangkan ide-ide untuk kemajuan bisnis kedepannya. Dalam website ini, didapatkan 1.184 ide dalam 2 minggu saja. Dari semua ide itu, beberapa sudah di review dan besar kemungkinan untuk dikembangkan di masa mendatang.
Tidak terasa per Oktober ini, saya sudah 10 bulan bekerja di Paragon (meskipun 6 bulan diantaranya lebih banyak di rumah daripada di kantor). Pandemi ini tentu tidak mudah bagi semua orang. Tapi di Paragon, kesulitan ini dapat ter-manage dengan baik karena culture perusahaan serta orang-orang di dalamnya yang memegang teguh prinsip dan mindset untuk terus berkembang.
Comments
Post a Comment